Tuesday, June 28, 2005

$$Who Want$ to be God’$ Millionaire$?

BEBERAPA WAKTU yang lalu, headline mingguan BRW (Business Review Weekly) di Australia sempat mengangkat topik utama yang amat eye-catching sekaligus menimbulkan perasaan miris di hati banyak orang Kristen: God's Millionaires. Mungkin yang dibahas adalah para Australian businessman yang beragama Kristen? Oh sama sekali bukan. Bagian ini mengulas hal ikhwal pertumbuhan gereja-gereja Pentakosta yang mengalami perkembangan amat pesat dan dikelola persis seperti commercial company menjalankan bisnis mereka. Bedanya, corporations wajib membayar pajak, sedangkan yang ini bebas pajak karena mengaku sebagai not-for-profit religious organisations.

Karena BRW majalah bisnis, maka berita yang disorot tentulah seluk beluk bisnis yang terlibat di dalamnya. BRW mencatat gereja terbesar dalam aliran ini memiliki 18.000 anggota dengan perputaran dana tahun lalu sekitar AUD 40 juta. Salah satu gereja bercita-cita membuka 1.000 cabang dengan rata-rata kehadiran 500 orang pada tahun 2020. Tidak heran dalam kurun lima tahun (1996-2001), jumlah kehadiran jemaat Pentakosta melesat 30% menjadi hampir 200.000 orang per minggunya menempati peringkat runner-up di bawah gereja Katolik yang turun 13% dalam periode yang sama. Menurut statistik dari NCLS, setiap empat hari satu gereja baru dari aliran ini didirikan. Bahkan mereka pun sudah merambah ke panggung politik dengan mendirikan parpol sendiri, Family First Party, yang berhasil meraih satu kursi senat pada federal election 2004 yang lalu.

Ini semua tentu sah-sah saja, bahkan ada yang berkomentar apa salahnya mematok target ini dan itu? (Toh mereka juga) memotivasi orang untuk mengabarkan Injil dan membawa orang kepada Kristus. Memang tidak salah dan sedikit pun saya (kita) tidak merasa iri melihat rumput tetangga lebih hijau. Malah sebaliknya, apabila kita membaca lebih jauh dan mengetahui latar belakang teologis dari semua itu, maka sepatutnya kita merasa sedih dan gelisah menyaksikan pola perkembangan Kekristenan secara kuantitas ala Pentakosta (Karismatik) semacam itu.

Coba simak statement-statement berikut yang diucapkan oleh para pemimpin gereja aliran yang baru muncul di awal abad ke-20 ini sebagaimana dikutip oleh BRW:

  • "We are scratching where people are itching."
  • "The success of Pentacostalism can be attributed to offering a service that people want."
  • "Prosperity is definitely the result of applying God's Word to your life. It’s God’s will for you to prosper."
  • “Success is aligned with salvation and heaven, failure is aligned with sin and hell.”

Bahkan ada seorang istri pendeta yang membuat CD berjudul Kingdom Women Love Sex yang berisikan kiat memiliki kehidupan seks yang hebat sampai tips melangsingkan tubuh. Sungguh tidak dapat dimengerti mengapa ada begitu banyak orang kok mau-maunya beribadah di "gereja" seperti ini dan disuapi makanan rohani oleh pemimpin macam begini? Apakah memang ide bahwa kekayaan dan kesuksesan begitu mencengkeram pikiran mereka sehingga langsung setuju begitu sang pastor berseru di atas mimbar bahwa "Kalau you kaya, you sukses, itulah tandanya Tuhan berkenan kepadamu"? Apakah mereka tidak kemudian memikirkan antitesisnya: Jadi kalau aku hanya sedang-sedang saja, tidak kaya dan tidak miskin, berarti aku kurang berkenan kepada Allah? Apalagi yang miskin?? Berarti mereka sama sekali tidak berkenan kepada Allah donk? Ini ajaran dan logika yang 180 derajat berlawanan dengan ajaran Kristus yang mereka sembah (Mat 6:19-24, Luk 12:16-21; Mrk 10:16-25). Berarti para konglomerat, koruptor kelas kakap, CEO, Directors yang superduper wealthy itu semua dikenan oleh Tuhan (padahal jelas-jelas sudah jadi headlines berkali-kali di media massa karena memanipulasi pembukuan perusahaan yang mengakibatkan kebangkrutan total dan merugikan sekian banyak stakeholders)?

Bagaimana dengan orang-orang yang hidupnya susah, para hamba Tuhan yang setia melayani, orang biasa yang hidup jujur dan seumur hidup tidak pernah berkelebihan itu semua tidak mengasihi dan dikasihi Tuhan? Apakah para rasul maupun Yesus sendiri juga hidup nikmat dan berkelebihan? Meskipun demikian, harap jangan salah kaprah. Sama sekali bukan berarti orang Kristen tidak boleh kaya, tidak boleh hidup senang, dst. Justru sebaliknya, akan sangat memuliakan nama Tuhan apabila ada banyak orang Kristen yang sukses dan memanfaatkan pengaruh mereka melebarkan kerajaan Allah. Akan tetapi, sukses-kaya-sehat-cantik bukanlah tujuan utama mengikut Kristus karena kalau demikian maka berarti kita hanya ingin menjadikan Kristus sebagai alat pemuas keinginan kita, bukan sebagai Tuhan yang kita sembah dan agungkan.

Saya percaya bahwa menjadi Kristen pertama dan terutama berarti 'percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang menebus dosa-dosa kita di atas kayu salib'. Tetapi apakah lantas berhenti di situ? Apakah kemudian kita mempunyai kebebasan sebebas-bebasnya menganut pengajaran lainnya yang cocok dengan apa yang kita mau hanya karena kita sudah "Kristen"? Iman Kristen tidaklah sesempit daun kelor, sebaliknya ia amat luas, limpah dan kaya yang perlu kita pelajari dan jalani yang juga esensial bagi pertumbuhan kerohanian yang sehat. Itulah mengapa kita mengikuti Katekese, beribadah di gereja setiap minggu, mendengarkan Firman yang benar dan bertanggung jawab yang memusatkan pemberitaan pada Injil yang sejati. Marilah kita belajar untuk ikut dapat mengawasi ajaran-ajaran yang kita terima dan berada di sekeliling kita, bukan untuk menghakimi melainkan agar sungguh kita dapat mempertanggungjawabkan fondasi iman yang kita ingin bangun dan jalani dalam kehidupan ini kelak di hadapan Sang Hakim itu sendiri.

Melalui tulisan ini, saya tidak hendak menyiratkan bahwa hanya ada satu gereja yang benar, NO! Sama sekali tidak karena kita harus jujur mengaku tidak ada gereja yang sempurna dalam segala aspek namun masih ada gereja yang menyampaikan Firman Tuhan dengan jujur dan setia seturut apa yang memang hendak diutarakan oleh para penulis Alkitab (meskipun kerap tidak sesuai dengan keinginan jemaat). Inilah yang terpenting, bukan asal mengambil ayat di luar konteks, tetapi dengan berhati-hati menggali benang merah kebenaran Firman secara komprehensif dari Kejadian hingga Wahyu, bukan partially. Kita beroleh anugerah keselamatan setelah Roh Kudus berkarya dalam hati kita dan kita beriman kepada Kristus. Rasul Paulus menulis: "Iman itu timbul dari pendengaran, pendengaran oleh Firman Kristus” (Roma 10:17) (EJ)

Referensi: BRW, May 26-June 1, 2005 dan National Church Life Survey (NCLS)