Showing posts with label Bahasa. Show all posts
Showing posts with label Bahasa. Show all posts

Tuesday, March 16, 2021

Agoraphobia (English version)

Streetview Portraits of the Traveller 

A single sunbeam is enough to drive away many shadows. —Francis of Assisi

Image: instagram.com/streetview.portraits/

TODAY I encountered and learnt a new word. Agoraphobia. It's a feeling of anxiety leading to panic when leaving a comfortable environment. Usually one's own home. An agoraphobic person perceives outside places to be unsafe whether at the mall, the school, or simply being in front of their house.

On this 2021 International Women's Day, Google featured a woman with this condition. "Meet the artist who photographed the world without leaving home," goes the tagline of the 4-min video.

I turned curious. How did one get to be a world photographer if she never went outside her house? Even acknowledged for her work as an artist on this important global event!

Jacqui Kenny used Google Street View to snap numerous weird yet wonderful streetview portraits shot by Google car camera in various countries. She'd upload and display them in her Instagram account. Two horses kissing in a Mongolian savanna. A man in red walking while leading a cow by the roadside in Kyrgyzstan with towering green and reddish plants in the background. It's like a painting. In Veracruz, Mexico a man was seen wearing blue shirt and red pants with a pail of paint in his right hand standing atop a ladder leaning against a totally white wall clouded with blue sky above. Resembles a maestro painting.

Then I came across another piece which I found adorable. Jacqui named it The Irrelevant Gate. Located in Arizona, USA the small gate is only as wide as a one-person footpath. Standing at a distance from an elongated house. Surrounding it is free unhindered by neighbor, fence or any other barrier. (See the picture above.) Last but not least, there's also a series of snapshots of a dog chasing the Google camera car in Tacna, Peru running for a mile even whilst scuffling with another dog.

Suddenly this massive planet earth that we're living in turns into such a small world. The scenes of which are explorable and enjoyable from behind a computer desk. Admirable too when someone diligently gathered all the pictures from unique and interesting perspectives. This observation is actually redolent of life being laden with paradox. Massive yet small. Wonderful and refreshing. Yet we realise how ugly and depraved it is (or could be).

But perhaps that is the 'art'. How we should occasionally take a step back to try to obtain an unusual point of view in the midst of chaos frequently worse than what meets the eyes. All the while us hanging on and choosing to move on this short journey called life. Traveling here and there carving out some achievements. Despite only from sitting on a chair. Like the agoraphobic traveller. Happy International Women's Day!  (EJ - 16/03/21) Baca dalam Bahasa Indonesia

References:



Monday, March 08, 2021

Agoraphobia

Potret Jalanan Sang Petualang

A single sunbeam is enough to drive away many shadows. —Francis of Assisi

The Irrelevant Gate
Image: instagram.com/streetview.portraits/















HARI INI saya bertemu dan belajar satu lema baru. Agoraphobia. Artinya perasaan cemas menuju panik ketika meninggalkan lingkungan yang nyaman. Biasanya rumah. Penderita agoraphobic menganggap keadaan di luar sana tidak aman. Mau ke pasar takut. Mau ke kantor ngeri. Mau ke sekolah kuatir. Bahkan ke luar rumah pun ada rasa waswas.

Dalam perayaan Hari Perempuan Internasional 2021 ini, Google menampilkan seorang wanita dengan kondisi itu. "Temuilah sang seniwati yang memfoto dunia ini tanpa meninggalkan rumahnya", demikian tagline Google dari video berdurasi empat menit tersebut.

Saya langsung terpancing. Bagaimana caranya bisa menjadi fotografer pelbagai belahan dunia jikalau tidak pernah keluar rumah? Dinobatkan sebagai artist pula pada hari sepenting International Women's Day ini!

Jacqui Kenny menggunakan Google Street View untuk menangkap begitu banyak pemandangan jalanan aneh tapi menakjubkan (weird but wonderful) yang terpotret kamera mobil Google di berbagai negara. Lalu dikumpulkan di akun Instagram-nya. Dua kuda sedang berciuman di savana Mongolia. Sesosok berbaju merah berjalan kaki menggiring seekor sapi di tepi jalan berpagar di Kyrgyzstan berlatar tanaman-tanaman hijau dan merah menjulang bak lukisan. Bertempat di Veracruz, Mexico seorang pria berbaju biru bercelana panjang merah dengan satu ember cat di tangan kanan berdiri di atas tangga yang bersandar pada tembok putih total dengan langit biru di atasnya. Juga menyerupai painting seorang maestro.

Lalu ada satu foto yang nampak menggemaskan. Jacqui menamainya The Irrelevant Gate. Berlokasi di Arizona, Amerika Serikat. Gerbang itu kecil hanya selebar jalan setapak satu orang. Berdiri jauh di depan sebuah rumah memanjang. Sekelilingnya lowong tak dibatasi oleh tetangga, pagar atau penghalang apa pun. (Lihat gambarnya di atas) Last but not least, ada rangkaian jepretan seekor anjing yang berlari mengejar mobil kamera Google di Tacna, Peru hingga sejauh satu mil sambil berkelahi dengan seekor anjing lainnya.

Planet bumi yang sangat luas ini begitu menjadi sempit. Bisa dijelajahi dan dinikmati dari belakang meja komputer. Dan pada saat yang sama bisa dikagumi ketika seorang dengan tekun mampu mengambil semua gambar itu dari perspektif yang menarik dan unik. Saya jadi teringat lagi bahwa hidup ini sarat dengan paradoks. Luas tapi sempit. Teramat indah dan menyegarkan. Meski kita sadar teramat buruk dan bobrok.

Barangkali itulah seninya. Bagaimana sesekali kita mundur satu langkah untuk coba memperoleh sudut pandang yang tak biasa memercik kesejukan di tengah kekalutan dunia yang kerap lebih buruk daripada keburukan yang selama ini nampak. Seraya terus bertahan dan bergerak maju di perjalanan singkat bernama 'kehidupan'. Bertualang ke sana-sini menorehkan prestasi. Meski hanya dari duduk di atas kursi. Seperti sang agoraphobic traveller. Happy International Women's Day!  (EJ - 8/03/21)  Read in English

Referensi:


Thursday, November 13, 2008

Vocabulary of the day: Font

Biasanya kita hanya tahu font dalam bahasa Inggris adalah model huruf (typeface) dalam komputer seperti Arial, Comic Sans MS, atau Garamond. Padahal, kalau Anda menyelidiki kamus, lema font mempunyai arti yang sama sekali berbeda.

font = abundant source of something: somebody or something seen as a source or inexhaustible supply of something.
(Encarta Dictionary - Definition No.3)

Contoh aplikasi nyata dalam kalimat:

'In its censure motion, the federal opposition says the prime minister's aim was to make Mr Bush look like a fool. "[It was] an account so self-serving that it presented him as a diplomatic encyclopaedia, a font of all knowledge, and the president of the United States, the chief executive of our greatest ally, as a fool," Mr Turnbull was quoted as saying by Reuters news agency.'

[Sumber kutipan kalimat: http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7724524.stm]

Selamat menerapkan kosakata "baru" ini dalam kehidupan komunikasi kita bersama (only if you use English, of course). -EJ

Sunday, October 26, 2008

Reading challenge

My mind is always challenged with a lengthy, almost incomprehensible, sentence that goes like this:

The juxtaposition of the solitary figure working to produce such a modest and harmless-looking object as a book and the explosion this caused in the minds of men and women then and since led me to look for others whose intense preoccupation posted in placid pages had seized the story of our species. - Melvyn Bragg

The challenge of each reading task really lies in having a grasp of what the writer is saying, and to do that, we literally need to determine its S-P-O structure. Which words do you think are the subject? The predicate? And the object?

The root of our hampered communication process be it writing or talking, as a matter of fact, boils down to a failure or reluctance in identification of this structure. A basic building block that we learnt as a young student in school, perhaps many years or decades (?) ago. Which probably explains why we have unwittingly forgotten it. Please let me hear your thoughts. (EJ)

Saturday, June 07, 2008

Manfaat Keraguan

KOLOM BAHASA

HAMPIR setiap kata dalam suatu bahasa mempunyai terjemahan dalam bahasa lain.
Kalau pun tidak ada, paling tidak ada padanannya yang paling mendekati. Contohnya kata membina tidak ada translasi yang pas 100% dalam bahasa Inggris. Lain halnya dengan suatu ungkapan yang berpeluang jauh lebih besar tidak dapat diterjemahkan ke bahasa sasaran terutama karena faktor budaya dan tradisi lokal. Misalnya ungkapan 'si jago merah' tidak mungkin diterjemahkan secara literal menjadi 'the mighty red' yang tentunya tidak berarti apa-apa bagi English native speakers. Atau ungkapan 'pagar makan tanaman' akan lebih sulit dijelaskan dalam bahasa Inggris daripada 'si jago merah' yang cukup ditulis 'the enormous fire' saja sebagai terjemahan harafiahnya.

Demikian pula bahasa Inggris amat kaya dengan ungkapan atau idiom yang tidak dapat segera diekspresikan maknanya dalam bahasa Indonesia karena tidak memiliki ungkapan yang setara dengan itu. Kalau Anda melihat judul tulisan ini terasa janggal, Anda benar sekali. Ungkapan 'manfaat keraguan' tidak bermakna apa pun dalam Bahasa Indonesia karena hanyalah forced translation dari ungkapan 'benefit of the doubt' dalam bahasa Inggris. Suatu ungkapan yang cukup sering dipergunakan dalam komunikasi di masyarakat penuturnya, tetapi mungkin belum sempat kita amati dan terapkan dalam kehidupan.

Cukup lama saya berpikir bagaimana suatu doubt (keraguan) memiliki manfaat (benefit)? Atau di mana benefitnya kalau saya sedang doubtful? Ungkapan ini ternyata ditujukan dari orang pertama (saya) kepada orang ketiga (dia) atau orang kedua (Anda). Ketika saya sedang meragukan seseorang (ketidakpastian mengenai suatu masalah), ada baiknya saya memberikan dia 'benefit of the doubt', yang berarti saya memutuskan untuk mempercayai dia dan mengesampingkan segala pemikiran buruk atas apa yang terucap atau dilakukan oleh orang tersebut meskipun ada sedikit kecurigaan yang wajar untuk itu. Makna kedua dari memberi 'benefit of the doubt' adalah kita memberi kesempatan kedua kepada pihak lain untuk mengkonfirmasi keraguan kita atas gejala-gejala yang kurang baik yang sudah kita cermati pada kesempatan pertama. Jadi analisis atas istilah 'manfaat keraguan' akan seolah menemukan dua sisi, yakni sisi terang dan sisi gelap. Memberi 'benefit of the doubt' berarti menampilkan sisi terang dari doubt dan percaya (sekali lagi) bahwa saudara kita ini tidaklah seburuk/seperti yang kita bayangkan.

Contoh penerapan dalam kalimat: Seseorang yang Anda sudah kenal lama dengan baik diisukan memiliki niat atau tabiat kurang terpuji oleh pihak tertentu. Saudara dapat mencegah dan menghentikan isu tersebut dengan berkata satu sama lain: "People tell me we can't trust him anymore, but I'm willing to give him the benefit of the doubt." untuk kemudian mengklarifikasi issue ini langsung dengan yang bersangkutan. Seseorang yang berada pada posisi central seperti tokoh masyarakat atau pemimpin gerejawi yang kerap kali harus membuat pernyataan atau laporan di depan publik amatlah membutuhkan 'benefit of the doubt' dari kita semua, members of the public baik negara maupun gereja.

Pada hakikatnya, setiap kita bukan hanya perlu memberi tapi juga membutuhkan 'benefit of the doubt' ini dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan yang sarat dengan pembelajaran komunikasi antarpribadi, pergaulan dengan lingkungan, terlebih dalam konteks keluarga, gereja, dan antargereja. Bahkan Allah sendiri meng-expose Diri-Nya sendiri terhadap luka-luka kekecewaan dan kesedihan mendalam setelah Ia menyodorkan 'The Benefit of the Doubt' kepada manusia dan memberikan kesempatan kepada ciptaan-Nya untuk bertobat dan percaya kepada-Nya – padahal di dalam kemahatahuan-Nya (God’s omniscience), Dia tahu jelas akan seperti apa pemberontakan manusia kelak. Akan tetapi, kita yang belum percaya masih terus dan terus mengeraskan hati untuk menerima Kristus, dan bagi kita yang sudah percaya masih terus dan terus berlanjut dalam dosa keengganan mengerjakan lebih banyak lagi keselamatan yang sudah diterima dengan takut dan gentar (Filipi 2:12). Satu hal yang perlu kita imani dengan jelas adalah bahwa pihak TUHAN-lah yang telah memperlihatkan benefit of the doubt-Nya kepada manusia, bukan sebaliknya, karena bagaimana mungkin ciptaan (object) yang berdosa bisa atau layak membentuk penilaian atas Sang Khalik (subject) yang Mahasuci dan tak terbatas? (Roma 11:33-34)

Karena itu, sorotan dari kolom bahasa ini adalah atas ungkapan benefit of the doubt itu sendiri dari manusia ke manusia yang harus kita pahami definisi dan konteksnya dalam bahasa penutur asli (English), dan bukan atas kata tunggal benefit atau doubt secara terpisah -- walaupun ada nuansa asimilasi arti harafiah dari keduanya terbaur dalam ungkapan ini. Namun yang pasti, dari kekayaan perbendaharaan suatu bahasa kita dapat belajar menjadikan dunia ini rumah besar yang lebih indah dan damai apabila para penghuninya saling memberi 'benefit of the doubt' secara generous. Meski susah, meski tidak mudah. (EJ)