Monday, October 27, 2008

Hari Blogger Nasional

Cukup terhenyak saya dari lamunan malam ini saat membuka e-newsletter dari ICW Edisi 1105 bahwa 27 Oktober dijadikan Hari Blogger Nasional! Semakin bertambah saja hari-hari penting yang terjadi pada bulan Oktober ini.

Signifikansi hari ini bisa dibilang merupakan penanda hari kebangkitan atau revival dunia kepenulisan Indonesia yang memang sudah beberapa tahun terakhir ini saya amati begitu produktif dan kualitasnya meningkat tajam dan beragam. Sungguh perkembangan yang menggembirakan. Komunitas e-buku menjamur amat banyak di Internet, toko-toko buku online berlomba memasang portalnya semenarik dan selengkap mungkin demi menarik para pemburu buku, pameran-pameran buku semakin sering digelar. Beberapa milis yang membahas soal kepenulisan bahkan berinisiatif mendirikan usaha penerbitan sendiri. Keberagaman buku yang dipublikasi juga amat luas mulai dari buku-buku berbau politik yang mengorek 'rahasia-rahasia' di balik si A atau si B, buku-buku sejarah dan budaya yang dulunya tak pernah terpikir untuk diterbitkan, buku-buku sastra dari para penulis muda yang potensial mengusung masa depan kesastraan Indonesia. Salah satu favorit saya adalah buku-buku sejarah yang ditulis ulang dalam format fiksi seperti Gajah Mada, Ken Arok, atau buku macam Ca Bau Kan karangan Remy Silado yang mengangkat konteks masyarakat Tionghoa peranakan, dsb.

Hari Blogger Nasional dapat pula dianggap sebagai Hari Penulis Nasional karena blogger pada dasarnya adalah penulis. Penulis di situs maya yang karyanya bisa langsung dibaca oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia pada saat yang sama. Hakikat awal blog adalah menulis catatan harian (diary) online, tetapi kemudian berkembang menjadi apa saja. Dari topik A sampai Z semua bisa dibikin blog-nya. Cuma bagi saya pribadi, terlalu banyak nge-blog bukan keadaan yang ideal karena ibarat pisau apabila terus dipakai maka ketajamannya akan berkurang. Ia perlu diasah kembali dan asahan itu memerlukan waktu dan proses. Dalam konteks ekonomi terlalu banyak uang di peredaran dapat menimbulkan inflasi dan akibatnya nilai mata uang turun. Terlalu banyak kata-kata yg tertabur keluar dengan sendirinya pun bisa menciptakan "inflasi idea" alias penurunan kualitas dari tulisan itu sendiri apabila tidak diimbangi dengan kenaikan produktivitas sumber daya (food for the writer's mind) yang cukup.

Semoga dengan keberadaan dan pencetusan Hari Blogger Nasional se-Indonesia ini dapat turut berkontribusi terhadap kemajuan dunia penulisan setanah air dan lebih luas lagi dunia pendidikan yang masih punya begitu banyak ruang untuk perbaikan dan kemajuan. Cuma untuk yang terakhir ini, menulis bukan hanya asal menulis, asal ngeblog, tapi menuangkan ide ke dalam tulisan yang juga bermisi transformasional alias mengubahkan. Semoga! (EJ)

Sunday, October 26, 2008

Reading challenge

My mind is always challenged with a lengthy, almost incomprehensible, sentence that goes like this:

The juxtaposition of the solitary figure working to produce such a modest and harmless-looking object as a book and the explosion this caused in the minds of men and women then and since led me to look for others whose intense preoccupation posted in placid pages had seized the story of our species. - Melvyn Bragg

The challenge of each reading task really lies in having a grasp of what the writer is saying, and to do that, we literally need to determine its S-P-O structure. Which words do you think are the subject? The predicate? And the object?

The root of our hampered communication process be it writing or talking, as a matter of fact, boils down to a failure or reluctance in identification of this structure. A basic building block that we learnt as a young student in school, perhaps many years or decades (?) ago. Which probably explains why we have unwittingly forgotten it. Please let me hear your thoughts. (EJ)