Saturday, September 12, 2009

Superbia

When man at the peak of his life, intelligence and eloquence, insists he is "god" for himself, be subject to none other than himself and blatantly rejects his Creator and Redeemer, what can we say other than he is necessarily doomed at the lowest point of life for he's fallen prey to one of the seven deadly sins. Of which is in fact the most deadly one, namely superbia or pride.

As a learner, one can really learn from anyone or anything even including from the notorious history of Lucifer. It was indeed pride, excessive love of self, desire to compete with God, that resulted in his fall from heaven and transformation into Satan. Perhaps this is why pride then becomes acknowledged as the most serious of all the seven deadly sins originating from the father of lie himself. Which unsurprisingly turned out later to be the same sin that caused the first stain to contaminate the whole mankind through Eve and Adam.

The question now is: Shall we want to learn from history? Or we would rather be running around aimlessly in circles down the thousands of years of civilisation in full, active increasing openmindedness yet obliviously succumbed to a lethal consequence that we should have otherwise been able to avoid? Well, whatever happened to man saying he is the most rational creature? (EJ)

Friday, May 08, 2009

The 'ugly' flying blacks

RIVER BLINDNESS

I have most recently been struck by another grim reality where you can be made permanently blind, yes, physically I mean, by a particular insect called river black flies.

Strangely, though, these black flies do not live among us or the society with decent standard of life. Instead, these Onchocerciacis parasites appear along the levee of swiftly flowing rivers inflicting their horrific infection to the detriment of the already poor and underdeveloped peoples in Central and West Africa. It is thus named 'river blindness'.

As with other mosquitos, these swarms of flies do bite human. The difference is they aren't exactly after your blood. If you get bitten, they form colonies and live under your skins throughout your body for up to 18 years. They would then grow into worms and when they die cause grotesque inflammation, intense itching (to the point of 'unbearable'), agonising pain, and finally lost of sight since the worms' attack lead to a strong immune system that can destroy nearby tissue such as your eyes.

It was reported that about 18 million people are currently infected with this parasite and approximately 300,000 have been permanently blinded. To make matters worse this blindness cannot be reversed.

One good thing amid all these bad things is that such needless suffering is easily avoidable with an effective defence in the form of Mectizan tablets. When taken by adult or children, it can provide complete protection from this deadly infection for a whole year.

The thing is that there needs to be constant huge operations covering health workers reaching the affected areas hashing out the details of this medication, wide distribution of Mectizan to the remote communities as well as educating and training of the farmers and villagers in this unfortunate continent.

One second good thing these days is that for every single gold coin we share with these vulnerable people, the Australian government will match it by THREE dollars (making your $1 to be $4) towards this approved project through the Matching Grant Fund. A recommended AUD38 on our part (to be turned fourfold into $152) by CBM (Christian Blind Mission) Australia will go quite as far as ensuring 461 villagers receive enough tablets for bulwark against fatality right under their nose on a day-to-day basis. (Emil Jayaputra - 07 May 09)

Thursday, April 30, 2009

Struggle & hardship make strength: Edward Kennedy

From struggle & hardship, we learn to gain strength. Strength that wheezes out from a pressurised cooker pot with hissing sound being at the edge of overflowing - much to the fortification of the herbs inside for this wavering flesh of ours. / EJ

The 2009 No.1 TIME 100 

Edward Kennedy

His personal story demonstrates that strength is built through struggle and hardship, and he shares that strength with tremendous compassion and empathy. Channeling his own experiences with tragedy and loss, he has personally touched the lives of countless others who have had to confront their own challenges.

Teddy, 77, is a heroic figure not just in the Democratic Party but in American politics in general. That's because he overflows with energy and passion, and he devotes that intense caring to serving people in need and fighting on behalf of their causes. While he and I do not agree on every political issue, I have always admired his ability to work across the political aisle on matters such as immigration, health care, civil rights, education and the environment.

His expertise in politics is extraordinary. I have personally benefited from his experience and advice, as I know countless others have. As a Senator, Teddy has a clear gift for communicating with people and showing true leadership. Through his actions, he proves that public service isn't a hobby or even an occupation, but a way of life.

The new Administration is bringing health care back to the forefront of the domestic agenda, and there is one man I know who will push tirelessly to make quality health care accessible and affordable for all Americans. With Senator Kennedy leading the charge, nothing will stand in the way.

Schwarzenegger is the Republican governor of California and is married to Maria Shriver, the Senator's niece

Fast Fact: In a recent survey by the Hill newspaper, Kennedy's GOP colleagues ranked him No. 1 among Democrats for bipartisanship

Tuesday, April 28, 2009

World Book Day Indonesia 2009

Maylaffayza: Membaca untuk cinta

oleh : Rahmayulis Saleh

Untuk kedua kalinya Maylaffayza, violinist, didaulat sebagai Duta Buku World Book Day (WBD) Indonesia 2009. Tahun lalu dia juga dipilih oleh Forum Indonesia Membaca (FIM). "Saya sangat senang bisa terlibat dalam kegiatan membaca dan mencerdaskan masyarakat ini," ujarnya hari ini.

FIM sebagai penggagas perayaan hari buku dan literasi di Indonesia, tahun ini kembali mengadakan WBD Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Museum Bank Mandiri Jakarta, 23 April-17 Mei ini, akan dibuka oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman.

Tema yang diangkat adalah Membaca untuk cinta yang mengedepankan cinta kasih, dan keakraban dalam keluarga.

"Pentingnya membaca di lingkungan keluarga tidak hanya membuat orang tua lebih pintar, tapi juga mengasah daya pikir anak untuk terus berkembang. Selain itu, adanya interaksi antara orang tua dan anak, tentu akan memupuk cinta kasih dalam keluarga," kata Maylaf, sapaan akrabnya.

Sebagai Duta Buku WBD, Maylaf akan mengkampanyekan kegiatan Membaca untuk cinta. Hal itu untuk mengingatkan masyarakat tentang kecintaan terhadap membaca, dan pentingnya berbagi kecintaan membaca kepada orang lain di sekitar.

Dia menuturkan kegiatan literasi harus ditanamkan sejak dini dan dimulai dari keluarga. Budaya ini diharapkan mampu membuat banyak orang mau melakukan perubahan dalam hidup melalui literasi.

"Berawal dari kebiasaan dalam keluarga yang kemudian dapat melahirkan generasi penerus, yang mampu melakukan perubahan untuk bangsa dan negara," ujarnya.

Dia mengakui adalah suatu kebanggaan ditunjuk jadi Duta Buku. Pada perayaan WBD Indonesia tahun lalu, Maylaf sudah terpilih sebagai salah satu Duta Buku.

Tahun ini, katanya, dia akan meningkatkan keterlibatannya untuk WBD Indonesia. Dia juga ikut berpartisipasi dalam aktifitas yang dilakukan oleh panitia, termasuk diantaranya ikut terlibat dalam pencarian sponsor bagi WBD Indonesia 2009.

"Artinya sebagai seorang Duta Buku, peran saya bukan hanya sebagai endorser, tapi sebagai advocate dari program ini. Sebab potensi program ini sangat besar dan berdampak positif bagi masyarakat," lanjutnya.

Dessy Sekar Astina selaku Direktur Festival dari WBD Indonesia 2009, mengatakan pengangkatan Maylaf sebagai Duta Buku WBD Indonesia tahun ini, melihat kontribusinya sebagai musisi yang peduli pada pendidikan.

"Figur Maylaf sesuai dalam merepresentasikan WBD, sebagai musisi yang suka membaca dan sadar teknologi. Hal ini merupakan penerapan secara tepat definisi literasi," tambah Sekar.

Pengenalan budaya literasi pada anak, kata Maylaf, dapat dilakukan secara sederhana. Misalnya dengan membacakan buku cerita pada anak, sehingga anak dapat mengerti alur cerita yang sederhana, dan menambah pengetahuannya tentang alam dan lingkungan sekitar.

Orangtua memegang peranan penting untuk mengajarkan anak tentang perilaku dan perasaannya sendiri, serta memberikan pemahaman kepada anak tentang bagaimana manusia sebagai mahluk sosial harus saling menghargai satu sama lain," jelas Maylaf. ***

Sumber: Bisnis Indonesia, 22/04/09

Sunday, April 26, 2009

When you're up against the wall on ANZAC Day

Seraya 'memperingati' ANZAC Day 25 April kemarin, ada renungan yg juga relevan dengan pergumulan kita2 belakangan ini. /  EJ

Ketika Terpojok


Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? —Roma 8:35

 

Pada tanggal 25 April 1915, pasukan sekutu Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru (ANZAC) mendarat di semenanjung Gallipoli dengan harapan meraih kemenangan cepat. Akan tetapi, pertahanan gigih dari para pejuang Turki mengakibatkan terjadinya pertempuran berimbang selama 8 bulan yang menyebabkan ribuan orang dari kedua belah pihak terluka atau mati.

Banyak dari pasukan ANZAC yang dievakuasi ke Mesir mengunjungi perkemahan YMCA di luar Kairo tempat Oswald Chambers, seorang pendeta militer, memberikan pelayanan dan pengharapan bagi orang-orang yang mengalami kegetiran dan putus asa akibat perang. Dengan penuh pengertian dan kepedulian, Chambers mengatakan kepada mereka, "Tidak ada seorang pun yang tetap sama setelah mengalami suatu penderitaan; entah ia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk, dan penderitaan dalam pengalaman seseorang hampir selalu menjadi hal awal yang membuka pikirannya untuk memahami kebutuhan akan penebusan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Ketika orang itu merasa terpojok, berdirilah Allah di sana dengan tangan-Nya terentang, dan setiap orang yang terbawa ke dalam situasi tersebut sesungguhnya terbawa ke dalam tangan Allah. Salib Yesus adalah bukti paling utama dari kasih Allah."

Paulus bertanya: "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?" (Rm. 8:35). Jawaban yang datang darinya dengan sangat meyakinkan adalah bahwa tidak suatu hal pun akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, dalam Kristus (ay.38-39).

Ketika kita sudah terpojok, Allah ada di sana dan menyambut kita dengan tangan terbuka. —DCM

Allah mengetahui setiap jalan berkelok yang kulalui
Dan setiap kesedihan, rasa sakit, dan kepedihan;
Dia takkan mengabaikan anak-anak-Nya—
Dia mengenal dan mengasihi milik-Nya. —Bosch

Kasih Allah tetap teguh berdiri di saat semua bentuk kasih lainnya telah memudar. 

Source: English version "Against the Wall" is here .

Wednesday, April 22, 2009

Kartini dan the R-word

Rabu, 22 April 09
 
Kemarin Indonesia memperingati Hari Ibu Kartini, pelopor perjuangan hak-hak kaum perempuan. Penyiar TVRI di Warta Siang yg disiarkan di saluran SBS pada malam hari berpakaian kebaya. Hmm, untung juga masih bisa nonton Warta Siang, paling tidak jadi ingat pada Ibu Kartini, pikirku.
 
Kemarin pula, menyusul pernyataan Kevin Rudd, RBA governor Glenn Stevens mendeklarasikan bahwa Australia sudah, akhirnya, masuk ke dalam tahap resesi melihat perkembangan yg terjadi. Kata R ini (the R-word) sudah dianggap berlaku meskipun data GDP pada quarter pertama 2009 belum akan keluar hingga awal Juni mendatang. (Sebelumnya, PM Kevin masih agak segan menyebut "Resesi" dan sebagai gantinya menggunakan istilah "pertumbuhan ekonomi yg negatif".)
 
Hari ini, akhirnya, tax bonus sebagai bagian dari paket rangsangan ekonomi ke-2 yg diumumkan pemerintah Australia tiba masuk ke dalam rekening kami. Lumayan lega dan happy... karena, paling tidak, ada "kesegaran" baru dalam keuangan rumah tangga kami, dan satu kepastian bagi pemerintah bahwa dana ini akan dimanfaatkan semestinya, sewajarnya, dan seturut dengan tujuannya :-)
 
Berita demi berita, situasi demi situasi terus berkembang dari hari ke hari. Mari kita amati bersama jejak-jejak yg akan ditinggalkan GFC (global financial crisis) ini ke depan. (EJ)