Pembelajar Sejati
Mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. —Lukas 2:46 |
Sebagai seorang anak Yahudi, Yesus tidak pergi ke Sekolah Minggu dan ke gereja di hari Minggu. Jadi poster itu tidaklah tepat. Namun, poster itu tepat dalam menggambarkan kerinduan Yesus untuk berada di dalam rumah Bapa-Nya untuk mendengar semua ajaran-Nya.
Ketika Yesus berusia 12 tahun, Dia pergi bersama orangtua-Nya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah (Luk. 2:41-42). Dalam perjalanan pulang, orangtua-Nya menyadari bahwa Yesus tidak pulang bersama mereka. Ketika kembali ke Yerusalem, "mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka" (ay.46).
Yesus memiliki hati seorang murid sekaligus pembelajar. Yesaya menulis tentang-Nya sebagai Hamba Yahweh: "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku, untuk mendengar seperti seorang murid (baca: pembelajar -EJ). Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang" (50:4-5). Dalam kemanusiaan-Nya, Sang Putra terbuka untuk belajar dari Bapa-Nya.
Teladan Yesus menantang kita untuk menjadi pendengar firman Tuhan. Kita juga dapat menjadi murid sekaligus pembelajar, jika kita tetap membuka hati kepada pengajaran Allah. —Anne Cetas
Tentang kehendak-Mu yang mulia;
Kiranya seluruh sukacita dari-Mu
Kau penuhkan dalam diri anak-Mu. —Grimes