Hari Blogger Nasional
Cukup terhenyak saya dari lamunan malam ini saat membuka e-newsletter dari ICW Edisi 1105 bahwa 27 Oktober dijadikan Hari Blogger Nasional! Semakin bertambah saja hari-hari penting yang terjadi pada bulan Oktober ini.
Signifikansi hari ini bisa dibilang merupakan penanda hari kebangkitan atau revival dunia kepenulisan Indonesia yang memang sudah beberapa tahun terakhir ini saya amati begitu produktif dan kualitasnya meningkat tajam dan beragam. Sungguh perkembangan yang menggembirakan. Komunitas e-buku menjamur amat banyak di Internet, toko-toko buku online berlomba memasang portalnya semenarik dan selengkap mungkin demi menarik para pemburu buku, pameran-pameran buku semakin sering digelar. Beberapa milis yang membahas soal kepenulisan bahkan berinisiatif mendirikan usaha penerbitan sendiri. Keberagaman buku yang dipublikasi juga amat luas mulai dari buku-buku berbau politik yang mengorek 'rahasia-rahasia' di balik si A atau si B, buku-buku sejarah dan budaya yang dulunya tak pernah terpikir untuk diterbitkan, buku-buku sastra dari para penulis muda yang potensial mengusung masa depan kesastraan Indonesia. Salah satu favorit saya adalah buku-buku sejarah yang ditulis ulang dalam format fiksi seperti Gajah Mada, Ken Arok, atau buku macam Ca Bau Kan karangan Remy Silado yang mengangkat konteks masyarakat Tionghoa peranakan, dsb.
Hari Blogger Nasional dapat pula dianggap sebagai Hari Penulis Nasional karena blogger pada dasarnya adalah penulis. Penulis di situs maya yang karyanya bisa langsung dibaca oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia pada saat yang sama. Hakikat awal blog adalah menulis catatan harian (diary) online, tetapi kemudian berkembang menjadi apa saja. Dari topik A sampai Z semua bisa dibikin blog-nya. Cuma bagi saya pribadi, terlalu banyak nge-blog bukan keadaan yang ideal karena ibarat pisau apabila terus dipakai maka ketajamannya akan berkurang. Ia perlu diasah kembali dan asahan itu memerlukan waktu dan proses. Dalam konteks ekonomi terlalu banyak uang di peredaran dapat menimbulkan inflasi dan akibatnya nilai mata uang turun. Terlalu banyak kata-kata yg tertabur keluar dengan sendirinya pun bisa menciptakan "inflasi idea" alias penurunan kualitas dari tulisan itu sendiri apabila tidak diimbangi dengan kenaikan produktivitas sumber daya (food for the writer's mind) yang cukup.
Semoga dengan keberadaan dan pencetusan Hari Blogger Nasional se-Indonesia ini dapat turut berkontribusi terhadap kemajuan dunia penulisan setanah air dan lebih luas lagi dunia pendidikan yang masih punya begitu banyak ruang untuk perbaikan dan kemajuan. Cuma untuk yang terakhir ini, menulis bukan hanya asal menulis, asal ngeblog, tapi menuangkan ide ke dalam tulisan yang juga bermisi transformasional alias mengubahkan. Semoga! (EJ)
No comments:
Post a Comment